Salah satu yang menjadi minat orang tua saat pembahasan
Homeschooling adalah Kurikulum.
Karena Homeschooling merupakan Metode pendidikan dimana kita
sendiri yang bertanggungjawab terhadap anak-anak maka pemilihan kurikulum juga
menjadi hak prerogatif kita sebagai keluarga. Tentunya dengan mempertimbangkan
kecocokan dan kenyamanan anak juga orangtua.
Pilihannya bisa pake kurikulum nasional (kurikulum 2013)
ataupun Kurikulum Internasional (Cambridge IGCSE ataupun IB)
Tapi kali ini saya
akan lebih memfokuskan pada kurikulum Homeschooling anak usia dini atau preschool
berdasarkan yang saya jalani sehari-hari saat ini bersama Khalid dan Ishaaq.
Sebelumnya, mau menyamakan frekuensi dulu. Bahwa yang
dimaksud usia dini adalah anak dengan rentang usia di bawah 7 tahun.
Apa kurikulumnya ?
BERMAIN !
Itu saja kurikulum Homeschooling anak usia dini yang saya jalani.
Karena seusia mereka, bermain lebih penting dari pada belajar.
Kenapa?
Karena perkembangan otak anak belum sempurna di usia
tersebut. para ahli sepakat, otak yang berfungsi menangkap hal kognitif anak
yaitu pre frontal cortex /PFC (kepala bagian depan dijidat) itu terakhir berkembang, yang menandakan bahwa
anak sudah dewasa.
Lalu apa akibatnya anak yang otaknya belum berkembang sudah
dijejali banyak hal? kemungkinan besar anak dapat terkena BLAST ! Boring,
Lonely. Angry, Stress dan Tired. Ini yang saya jaga betul. Untuk apa dia bisa
calistung sejak usia dini namun tidak paham bagaimana menggunakannya? Dilatih
membunyikan kata yang ia tak paham maknanya. Buat saya pendidikan harus
bermakna, supaya anak tak sekedar bisa tapi juga paham untuk apa ilmu yang lagi
dia pelajari. Karena menurut Clark Aldrich Seseorang belajar karena dua hal,
dia membutuhkannya atau dia menyukainya.
Bagaimana kegiatan keseharian Khalid ?
Kebanyakan hanya bermain sepanjang hari, disamping sesekali
saya perkenalkan untuk bantu pekerjaan rumah.
Pagi hari biasanya membantu ibuknya memasak. Dia mendapat
jatah mengupas telur, memotong sayur, memetik sayur kemudian mencucinya. Siangnya
kami bebikinan beberapa craft atau experiment hasil browsing di pinterest. Atau
kalau menurutnya ga ada craft atau experiment yang menarik saya akan diskusi
dengan dia, mau kegiatan apa hari ini? Bermain lego? bermain blok kayu? bermain
pretend play? baca buku? Tergantung mood anaknya.
Memang kelihatannya anak-anak sepertinya ga belajar karena
ga ada materi yang disampaikan. Tapi nyatanya tidak demikian. Saat tertarik
pada sesuatu biasanya Khalid yang mulai bertanya. ingin mengetahui lebih dalam.
Seperti dia belajar cara memotong yang benar, atau kenapa minyak ga nyampur
dengan air. Dari mana datangnya sayur ? kenapa beras bisa menjadi nasi ? Pertanyaan
yang saat kita jawab memancing pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Kami percaya bahwa belajar adalah sesuatu yang alami pada
manusia. Seperti kata John Holt “Learning as natural as Breathing” merujuk pada
saat kecil, anak tak perlu diajari untuk bicara, Berjalan bahkan membaca. Tapi
Bukan berarti kita tak perlu mengajari sama sekali, tetap saja kita harus
memfasilitasi anak berkegiatan. Karena “Learning is not the product of
teaching, Learning is the product of the activity of learners” masih kata John
Holt
Yang ingin kami sampaikan pada anak-anak adalah mereka bebas
melakukan apa yang mereka sukai. Tanpa harus mengikuti jadwal, kurikulum atau
apapun yang mengikat saat ini. Sehingga mereka bebas berpikir, merencanakan,
memutuskan, mencoba, gagal untuk mereka sendiri.
Selain berkegiatan, yang perlu ditanamkan buat anak usia
dini adalah perasaan dicintai. Yang tulus. Bukan karena anak berhasil juara,
banyak hafalannya atau bagus nilainya. Tapi karena ya mereka memang anak-anak kita
yang harus dicintai apapun kondisinya. Sehingga harapannya anak2 bisa belajar
mencintai dan menjaga segala sesuatu di sekitarnya dan jadi pribadi yang mulia.
Tonton juga video youtubenya :
Bagaimana, Mak ?
Gimana Homeschooling dirumahmu ?
Pakai kurikulum ?
Sharing yuk !
Gimana Homeschooling dirumahmu ?
Pakai kurikulum ?
Sharing yuk !
0 comments:
Post a Comment