Thursday, October 18, 2018

7 Tips Bahagia Menyambut Kelahiran Bayi



Semakin mendekat due date alias HPL (Hari Perkiraan Lahir) rasanya semakin tidak karuan. Jelas bahagia karena sebentar lagi bertemu dengan buah hati yang dinanti. Tapi rasa bahagia ini bukan satu-satunya perasaan yang menghampiri. Ada cemas, takut, khawatir, dan perasaan negatif lainnya yang turut hadir. Kadang kala perasaan ini berubah menjadi mimpi buruk.

Bukan hanya perasaan negatif yang menghantui. Tapi pro kontra tentang kelahiran pun turut andil dalam stress menjelang kelahiran. Ada yang berkata caesar itu membuat seorang ibu tidak menjadi wanita seutuhnya, ada yang berkata normal alias pervaginam adalah proses lahiran terbaik bagi seorang wanita.

Saya sudah melewati gejolak lahiran normal dan caesar. Saya pernah ngotot untuk melahirkan secara normal hingga menunggu anak berusia 42 minggu dalam kandungan. Saya pernah menangis tersedu-sedu saat dokter mengatakan saya harus segera SC (section caesar). Saya pernah merasa gagal karena tidak mampu lahiran normal. Rasanya sia-sia atas segala perjuangan. Dan saya melupakan kehadiran Alloh, bahwa segala sesuatu berada di genggamanNya. Berada di takdirNya.

Saat hamil anak kedua, masa perdebatan itu sudah berakhir. Setiap orang memiliki takdir masing-masing. Antara proses persalinan SC maupun pervaginam, semuanya baik. Kuncinya adalah keselamatan ibu dan anak. Selebihnya cukup, saya tak ingin membandingkan lagi proses lahiran untuk dua jenis ini. Sudahlah, setelah berusaha tentu Alloh yang berhak atas segala takdir.

Namun bukan berarti saya terhindar dari perasaan negatif lainnya. Terlebih saya sudah menjadi ibu. Ada anak yang saya cintai, yang hadir tiap detik waktu saya. Anak yang menemani setiap perjuangan saya. Anak yang melihat derai tangis kesakitan saya. Dialah si sulung, Khalid.

Maka perasaan terberat, emosi negatif terbesar yang menguasai saya adalah "Bagaimana jika saya mati dalam proses persalinan, Adakah yang mampu mencintai Khalid sedalam saya mencintainya ?"
Pertanyaan itu muncul. Makin intens saat mendekati persalinan. Jika sudah begini mood saya menjadi jelek. Saya tidak ingin beraktifitas apapun kecuali tiduran bersama Khalid dan menciumi, memeluknya hingga ia risih. Apakah saya satu-satunya yang merasakan perasaan ini ?

Selain itu saya memiliki perasaan negatif lainnya :

  1. Kematian, jelas ini bayangan paling buruk dari diri saya saat proses persalinan berlangsung
  2. Proses penyembuhan dengan kondisi dua anak. Mampu kah saya menjadi ibu untuk dua anak ? bagaimana kondisi kesehatan saya ?
  3. Sakit. Takut rasa sakitnya tidak tertahankan, takut jika sakit itu berlangsung lama.
  4.  Menyusui. Trauma kedua puting lecet. Apakah ini terulang ?
  5. Kondisi bayi. Apakah keadaannya baik ? kesehatannya ? kesempurnaan fisiknya  
Baca juga : 5 Hal yang Perlu Ibu Hamil Ketahui Menjelang Persalinan

Hal-hal diatas sering menjadi renungan saya. Bagaimana menghilangkan perasaan itu ?
karena saat perasaan negatif hadir, maka saya akan sulit senyum. Bukan hanya itu, saya pun akan sulit jujur pada suami tentang pikiran saya. Saya bingung bagaimana menyampaikan resah hati saya dalam proses persalinan, karena saya tau pikiran ini hanya ada dalam pikiran saya saja :(
Hingga pada suatu hari, suami menanyakan mata saya yang bengkak. Dan menangis terus menerus. Saya mengaku "Kesal sama Khalid" padahal saya sedang berjuang menenangkan pikiran saya. Berjuang menghilangkan segala resah. Dan saya menyadari, perasaan negatif ini sia-sia. Hanya memperburuk kondisi kejiwaan saya. Jika saya merasa tidak bahagia, entah kenapa banyak sekali keluhan yang muncul. Nyeri perut, kontraksi palsu, kaki sakit, sesak napas, dada hingga tenggorokan panas dan nyeri pada punggung.

Saya berusaha memahami diri saya, dan inilah yang saya lakukan saat perasaan negatif muncul :
  1. Terimalah segala resah, khawatir dan ketakutan sebagai perasaan yang lumrah. Jangan di tolak atau diabaikan. Kita sedang berjihad untuk melahirkan seorang manusia. Yang kelak kehadirannya menjadi penyejuk mata, menjadi sebab kita masuk Syurga. Aamiin.
  2. Temukan alasan kekhawatiran kita. Jika merasa takut sakit, maka katakan bahwa rasa sakit itu pertanda segera menimang bayi yang selama ini kita kandung.
  3. Persiapkan segala kebutuhan kita dan bayi dengan baik. Melipat baju bayi, membeli perlengkapannya, menyusun bajunya akan membuat hati kita bahagia. Menyambut kehadirannya dengan menyusun kebutuhannya adalah hal yang membahagiakan. Begitu pu n untuk kita. Memilih bra menyusui, membeli pakaian tidur yang nyaman akan kembali membuat mood menjadi positif.
  4. Mengelola dengan baik ketakutan akan kematian. Bukankah setiap kita akan mati ? Ini hal yang tidak mungkin kita lawan. Maka saya menyempatkan membaca Al-quran walau satu lembar, banyak memohon ampun dan meminta kematian dengan sebaik-baiknya kematian. Saya akan sedih jika mengingat ini, namun saya akan bangkit kembali. Sedih tidak ada gunanya jika tidak disertai mempersiapkan kematian. Sulit, pasti ! Namun tidak mungkin pikiran kita hanya bergelut soal kematian.
  5. Bersiap diri dengan segala resiko. Saya sadari, tidak ada satu pun manusia yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Maka saya mulai menginfokan kepada suami Pin-pin penting, jumlah hutang yang belum terbayar, dan semua hal yang ingin disampaikan. Selagi masih sehat. Kan saat kita melakukan proses persalinan, kita hanya bisa terbaring. Suamilah yang mengambil peran kita.
  6. Jangan banyak menonton atau mendengar cerita proses melahirkan. Tidak banyak yang paham kondisi kejiwaan ibu hamil. Maka dengan mudahnya ia menceritakan 'seram'nya proses melahirkan. Hingga saat mendengar ceritanya kita mengigil ketakutan bahkan trauma pada sesuatu yang belum kita jalani. Fokus saja pada persiapan melahirkan seperti ilmu menyusui, ilmu pengasuhan bayi dll. Jangan mencari video-video lahiran yang hanya akan memperburuk citra melahirkan dimata kita.
  7. Pilih Rumah sakit yang nyaman. Kategori nyaman bagi saya adalah suami dapat tidur dengan nyaman tanpa kedinginan, anak bisa bertemu kita tanpa dipersulit. Dua hal ini cukup membahagiakan saya. Dan satu lagi, pilih rumah sakit yang pro ASI.
Sesungguhnya kitalah yang berhak atas pikiran kita. Jangan biarkan orang lain mengkontrol pikiran kita melalui ucapan-ucapan negatifnya. Yakini bahwa kita mampu melalui proses ini dengan baik dan bahagia. Yakini bahwa suami akan mendukung kita, apapun kondisi kita. Yakini, bahwa setiap orang memiliki ambang dasar rasa sakit yang berbeda. Belum tentu sakit bagimu, akan terasa sakit pula bagiku. Yakin bahwa kita tegar dan tidak selemah yang mereka ketahui. Karena anak yang kita nanti, akan segera hadir dipelukan kita.

Tetap semangat, Mak !
Lakukan dengan bahagia, Agar anak bahagia, Suami bahagia dan keluarga bahagia.
Share:

38 comments:

  1. Tips nomor 6 itu bener banget deh, jaman aku menanti HPL dulu, menghindari bgt tontonan dan cerita yg sedih atau ngeri termasuk soal melahirkan

    ReplyDelete
  2. Masyallah mba.
    Aku terharu dan semangat baca komen nya.
    Terima kasih mba.
    Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk memberi motivasi saya.

    ReplyDelete
  3. Samaa, sewaktu menanti kelahiran anak ke dua rasanya lebih deg-degan dibandingkan anak pertama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beban lbh berat ya.
      Anak kedua.
      Krn ada anak pertama yg kita sayang. Hehehe

      Delete
  4. yang penting lancar dan sehat apapun pilihan melahirkannya. Aku juga dua kali gak bisa normal, yg pertama sudah niat normal tapi gimana lagi bayinya sudah gak bisa napas.
    Soal pilih rumah sakit yang nyaman juga ini penting, kalau kita merasa percaya Insya Allah semua berjalan dengan lancar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbaa.
      Bener. Aku pun legowo dg apapun cara melahirkan. Terpenting kami selamat

      Delete
  5. Belum lahiran kah mbak? Semoga lancar ya persalinannya. Serahkan semua sama Allah,kita kudu yakin. Aku juga anak kedua ada beberapa pikiran negatif. Tapi harus ditepis biar percaya diri dan semua lancar. Bismillah

    ReplyDelete
  6. Makasih tipsnya yah kak, aku masih single sih, tapi baca artikel ini menambah wawasan 😊

    ReplyDelete
  7. Perasaan emosi sangat mempengaruhi saat melahirkan lho, mba.

    Insya Allah zaman now semua tertolong dengan teknologi.
    Pilih melahirkan di rumah sakit yang terbaik!
    Dan serahkan semua pada yang ahlinya, mba.

    Percayalah, dalam hal ini merekalah, para profesional itu yang lebih paham dari kita.

    Kalau ma u repot dikit boleh juga minta "second opinion" dari dokter yang lain.

    Untuk Khalid, jika mba sudah memberikan yang terbaik, apapun yang nanti terjadi, serahkanlah semua pada Ilaahi Robbi.

    Berserah dirilah pada Ilaahi Robbi, karena lahir, jodoh dan mati, hanya Allah SWT yang punya hak prerogatif!

    Biar lebih afdol, ayo browsing mba, doa-doa menjelang persalinan...
    Insya Allah, bikin hati lapang.

    Kuat ya, mba...


    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi mba semangatnya.
      Terharu.
      Bener. Itu hak Alloh.
      Kita tgl jalani.
      Siap mba.
      Cari referensi lbh banyak.
      Gk ke satu dokter aja

      Delete
  8. Kirim doa dan peluk yaaa mba.. semoga dimudahkan, dilancarkan, cepat pemulihannya. Setuju sama pemilihan rumah sakit yang juga membuat suami nyaman dan gampang ketemu anak pertama. Karena pengalaman lahiran anak kedua, pinginnya di kakak juga bebas ketemu adiknya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.
      Makasi mba :)
      Iya bener.
      Kita kan pengen menjalani bonding antara kakak dan adik.
      Jd berharap ada RS yg mengerti soal ini.
      Wkkwkwkw

      Delete
  9. Semoga lancar persalinan nya ya kak. Sehat bayi dan bundanya. Duh deg-dean rasanya. Bismillah

    ReplyDelete
  10. Tip no.4 adalah tip yang paling bisa kita berpasrah diri kepada Allah. Dengan membacaa Al Qur'an bisa mengurangi rasa sakit juga. Ini yang bunda sudah alami.

    ReplyDelete
  11. Bener banget, cra melahirkan apa saja baik sc maupun normal sah saja yang penting ibu dan bayi selamat, kalau aku bahagia sih pas anak-anak lahir hehehe

    ReplyDelete
  12. Nah itu sebabnya aku selalu cerita nikmatnya melahirkan. Maksudnya agar calon ibu yang tengah menanti kelahiran bayinya, nggak baper denger cerita seram seputar kelahiran. Kan kasihan, udah bawa beban perut gede masih ditambah provokasi cerita seram saat lahiran

    ReplyDelete
  13. akupun mengharapkan kehamilan kedua. iTapi nanti kalau sudah hamil pasti ada kekhawatiran yang sama kaya mba. Tapi banyak berdoa semoga semua lancar

    ReplyDelete
  14. Kata teman teman yg pernah melahirkan, menyiapkan kelahiran anak tuh rasanya deg degan banget. Semoga semuanya dilancarkan ya mba. Sehat terus ya. Doaku tuk mba

    ReplyDelete
  15. Semangat bersiap melahirkan Mbak! Memang ya sebaiknya kita gak baca atau dengar cerita tentang melahirkan yg 'aneh'. Kudu kuat dan semangat berjuang

    ReplyDelete
  16. Mba, aku pun pas mau melahirkan juga memilih rumah sakit yang nyaman. Smoga dimudahkan ya mbaa

    ReplyDelete
  17. Setuju mba, hidup kita dan kita yang menentukan apa yang baik dan tidak untuk kita

    ReplyDelete
  18. Semangaaaat, mba Desy..semoga proses melahirkan lancar, Bunda n baby sehat semua ya.. Aamiin

    ReplyDelete
  19. Motherhood is one of the best episodes in my life Mba! And I love every part of it..its ups and downs as well

    ReplyDelete
  20. Aku nggak mau banget banget nonton video melahirkan serem kalau sudah melahirkan dua kali hahaha Sehat terus ya Ibu terus positif dan bahagia yang penting melahirkan dgn selamat.

    ReplyDelete
  21. Jadi inget waktu saya hamil anak pertama. Beberapa teman saya ada yang udah punya anak duluan. Trus, tiap kali mereka cerita tentang proses kelahiran, saya disuruh menjauh. Katanya nanti bikin saya jadi takut. Padahal mah saya kepo banget hahaha

    ReplyDelete
  22. Semakin mendekati HPL biasanya pikiran ibu memang macem-macem/campur aduk ya, Mbak. Bener banget, kita sendiri yang bisa mengelola/mengendalikannya.
    Semangat ya, Mbak.. semoga proses persalinannya lancar nanti, ibu dan bayi sehat dan selamat. Aamiin.

    ReplyDelete
  23. Aku kalo mendekati HPL lebih banyak jalan kaki kalau pagi terus belanja hahahaha

    ReplyDelete
  24. Ibukkk, aku lagi mencari foto ibuk yang hamil gede loh tapi dipasang foto belum hamidun aku kuciwaaaaaa.. hehehe

    Rinduuu euy.. Sehat-sehat ibukkkk, semoga berjalan lancar, ibuk dan sholehnya sehat, khalid bisa diajak kerjasama, dan bapak taufik bisa tetap dan selalu menjadi bapak siagaaaa....

    ReplyDelete
  25. Iyaya...setiap anak membawa nasibnya masing-masing.
    Semoga Allah senantiasa menguatkan para Ibu yang sedang menanti masa-masa persalinannya.

    ReplyDelete
  26. Sehat sehat dan lancar ya mba proses melahirkan nanti. Buang segala perasaan tidak enak akibat perkataan orang lain. A happy mommy will lead the baby into the happiest one :*

    ReplyDelete
  27. dulu, waktu masih hamil, suamiku melarang saya mendengar atau membicarakan cerita persalinan orang alasannya adalah agar saya gak stres dan ketakutan menghadapi persalinan saya nantinya :)

    ReplyDelete
  28. Kalo tips dari aku ada satu lagi, Des. Dulu aku sampe sengaja ngebanyakin baca buku dari pada medsos. Soalnya nggak tahu kenapa kok pikiran malah jadi suka macam-macam. Hehehe... faktor hormon kali ya.

    ReplyDelete
  29. setuju banget dengan tips nya mba, apalagi poin no 5 kalau kita harus selalu siap dengan segala risiko.

    ReplyDelete
  30. I feel u, kk...
    Aku jg lbh pd mikirin anak pertama..
    Ku lahiran kan sesar juga baik yg pertama atau yg kedua, tp yang kedua ini jd cepet pulih krn bnr2 mikirin anak pertama juga. "Aku hrs cepet sehat, biar bs temenin dia main lagi, biar nggak cemburu krn aku intens sama adeknya.."

    Ah, semangat yaa kakkk....

    ReplyDelete