![]() |
Pemerintah Indonesia mentargetkan prevalensi stunting turun menjadi 28% pada tahun 2019 |
Bulan lalu dengan berat hati saya harus berkunjung ke dokter
spesialis anak. Bukan karena anak saya sakit namun karena kekhawatiran kami
tentang Stunting. Sekilas, fisiknya tidak ada yang salah. Anak saya, Khalid
tetap ceria dan aktif seperti biasa. Namun yang menjadi kegundahan saya adalah
berat badannya yang sulit naik dan tingginya yang tidak ada kenaikan yang
signifikan dari bulan ke bulan.
Tak ingin menduga-duga, kami langsung menemui dokter Spesialis
anak. Hasilnya cukup baik. Menurut dokter, Khalid tidak termasuk Stunting maupun gizi buruk. Hanya saja dalam kurvanya Khalid berada di batas normal
bawah. Dokter menyarankan susu dan vitamin untuk di konsumsi anak saya. Tentu
saja pemenuhan gizi seimbang melalui makanan menjadi wajib saya perhatikan.
Pesan dokter, biasakan anak makan makanan bervariasi. Jangan lupa daging.
Karena daging mengandung zat besi yang dibutuhkan untuk perkembangan tubuhnya.
Pemantauan kembali dilakukan tiga bulan berikutnya. Semoga saja Khalid sudah
mengalami kenaikan berat badan dan tinggi badan yang maksimal saat kembali kontrol.
Stunting ?
Pernahkah ibu-ibu sekalian mendengar kata ini ? atau bahkan asing ? jika belum tahu tentang Stunting maka sebaiknya segera cari tahu karena Stunting adalah ancaman serius bagi buah hati kita. Stunting kata lainnya adalah kerdil. Namun bukan hanya kerdil badannya tetapi juga perkembangan otaknya. Secara garis besar Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu tertentu. Stunting dimulai ketika masih dalam bentuk janin alias pada saat masa kehamilan. Kurangnya asupan gizi pada ibu hamil mengakibatkan melahirkan bayi dalam keadaan berat badan rendah dan pendek. Idealnya bayi terlahir dengan berat badan minimal 2500 gr dan tinggi 48cm.
Pernahkah ibu-ibu sekalian mendengar kata ini ? atau bahkan asing ? jika belum tahu tentang Stunting maka sebaiknya segera cari tahu karena Stunting adalah ancaman serius bagi buah hati kita. Stunting kata lainnya adalah kerdil. Namun bukan hanya kerdil badannya tetapi juga perkembangan otaknya. Secara garis besar Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu tertentu. Stunting dimulai ketika masih dalam bentuk janin alias pada saat masa kehamilan. Kurangnya asupan gizi pada ibu hamil mengakibatkan melahirkan bayi dalam keadaan berat badan rendah dan pendek. Idealnya bayi terlahir dengan berat badan minimal 2500 gr dan tinggi 48cm.
Data stunting di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan
riset kesehatan dasar 2013 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 % meningkat dari tahun 2010 yakni 35,6% dan 2007 36.8%. Artinya
pertumbuhan tak maksimal di derita oleh sekitar 8.9 juta anak Indonesia atau
bisa di bilang satu dari tiga anak Indonesia berpotensi stunting. Hal ini lebih
besar di bandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara yakni Myanmar 35%, Vietnam 23% dan Thailand 16%
![]() |
Menkes Prof.Dr.dr. Nila Farid Moeloek "Generasi Indonesia Jangan Stunting" |
![]() |
Lingkaran penyebab stunting |
Stunting bahkan bisa dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan. 1000 hari pertama ini dimulai ketika sang ibu hamil (270 hari) hingga sampai bayi berumur dua tahun (730 hari). Masa ini adalah masa keemasan pertumbuhan anak. Pemenuhan gizi seimbang sangat dibutuhkan. Secara garis besar masalah stunting dapat di urai dalam beberapa bagian berikut ini :
- Kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang
masalahnya sampai saat ini masih banyak orang tua yang mempercayai pemberian MPASI tunggal pada anaknya padahal pada masa awal MPASI, saat usia 6 bulan, anak sangat membutuhkan setidaknya 770 kkal. Hal ini tidak dapat dipenuhi hanya dengan menu tunggal.
- Faktor EkonomiSudah menjadi rahasia umum, jika ekonomi salah satu penyumbang gizi buruk pada anak. Pernah mendengar kasus anak bayi diberi susu kental manis (saat ini susu sudah tidak boleh di labelkan pada skim kental manis) akibat faktor ekonomi sang orang tua. Belum lagi pemberian mie instan pada anak bayi yang dianggap wajar.
- Kekurangan Gizi saat Hamilseorang ibu yang mengalami malnutrisi beresiko melahirkan bayi malnutrisi. Bayi yang lahir dalam keadaan berat badan rendah berpotensi menghadapi banyak penyakit karena daya tahan tubuhnya yang lemah.
- Pengabaian pada Pertumbuhan AnakSiapa yang pernah mendengar “ Ah, tidak masalah anakku pendek yang penting sehat” padahal anak kerdil ada indikasi masalah dalam tubuhnya. Bisa jadi penyerapan nutrisinya yang salah atau memang tidak mendapat nutrisi yang tepat. Cek dan kontrol secara rutin tinggi, berat badan, lingkar kepala dan catat.
- Tidak Membiasakan Anak dengan Menu Bervariasi
Salah satu penyumbang stunting adalah sedikitnya anak yang menyukai sayur maupun lauk pauk. Anak picky eater cenderung sulit menaikkan berat badannya. Nutrisi yang masuk kedalam tubuhnya juga sedikit. Menyebabkan perkembangan tubuh dan otaknya tidak maksimal.
Jika anak sudah mengalami stunting, apa akibatnya ? apakah
hanya kerdil tubuhnya ? memiliki badan pendek diantara teman-temannya ?
ternyata akibatnya sangat buruk dan jangka panjang. Lebih buruknya lagi, akibat
dari stunting ini bersifat irreversible alias tidak bisa diperbaiki. Karena
yang diserang stunting bukan hanya tinggi badan namun juga otak.
![]() |
1000 Hari Pertama Kehidupan |
Akibat dari stunting dapat di rinci sebagai berikut :
- Menurunnya ProduktifitasPenelitian menyebutkan anak yang terkena stunting saat dewasa kelak berpotensi memiliki penghasilan rendah setidaknya 20% lebih kecil dibanding anak yang tidak terkena stunting. Hal ini di akibatkan oleh lemahnya daya tangkap dan kondisi fisik anak stunting.
- Menurunnya prestasi
Rendahnya asupan gizi pada anak stunting tak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik tapi juga otaknya. Hal ini berakibat pada perkembangan IQ nya yang tidak maksimal. Akibatnya prestasi akademiknya akan rendah.
- Menurunnya kemampuan Bersaing
Anak stunting akan tertinggal dalam bersaing. Ia akan mengalami kekalahan demi kekalahan akibat perkembangan fisik dan otaknya yang tidak sempurna. Tentu ini akan mengancam keberadaannya dalam daya saing global yang berimbas pada kehidupannya.
- Merusak Ekonomi Masyarat dan Negara
Ketidakmampuannya dalam bersaing membuatnya akan tersisih. Hal ini menyebabkan ia akan menjadi beban negara dan masyarakat.
- Beresiko mengalami penyakit kronis ketika dewasa
Metabolismenya yang tidak berkembang sempurna menjadikan anak stunting berpotensi terkena penyakit serius seperti diabetes, jantung, kanker dll.
Membayangkan anak saya akan mengalami kelima hal diatas
membuat saya merinding. Jauh sebelum dia menjadi beban negara terlebih dahulu
ia akan menjadi beban orang tua. Jadi bagaimana bu ? masih tenang saat anak
tidak tumbuh tinggi secara optimal ? namun kabar baiknya Stunting ini dapat di
cegah ! jadi jangan buru-buru pesimis.
![]() |
Salah satu langkah mencegah stunting adalah ASI |
Tidak ada masalah yang tidak dapat dicegah. Asal kita tahu dan mengenali kondisi masalah yang saat ini menyerang kita maka apapun itu dapat dicegah. Termasuk stunting. Prevalensi stunting dapat di cegah melalui :
- Pemberian cukup gizi pada masa 1000 hari per tama kehidupannya.artinya mulai berikan perhatian serius pada ibu hamil. Minum suplemen yang diberikan oleh dokter semasa hamil dan kontrolkan kehamilan sebulan sekali
- Pemberian ASIASI dimulai saat pertama kali anak dilahirkan yakni IMD kemudian dilanjutkan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan tetap dilanjutkan ASI hinga anak berusia 2 tahun.
- Pemberian
MPASI dengan tepatLupakan menu MPASI tunggal. Anak butuh gizi lebih dari sekedar alpukat yang dilumatkan dengan ASIP. Berikan ia makanan yg bervariasi dan tentu saja sesuaikan dengan kemampuan mulutnya dalam mengunyah.
- Perhatikan
Menu Harian Keluarga “Isi Piringku”Biasakan anak mengkonsumsi menu ala “isi piringku” yakni ½ dari piring adalah buah dan sayur, ¼ piring adalah karbohidrat (biji-bijian, beras, gandum dll), dan ¼ piring makanan di isi dengan sumber protein baik hewani maupun nabati.
- Pantau
perkembangan anak di Posyandu terdekat dan lakukan imunisasi secara lengkapJangan lupa setiap kali ke posyandu atau puskesmas minta petugasnya mengisi langsung dan menerangkan KMS (Kartu Menuju Sehat) pada kita agar perkembangan anak dapat tercatat dan dipantau.
Ada berita gembira bahwa tahun 2030 Indonesia akan menikmati bonus demografi. Bonus demografi adalah kondisi populasi Indonesia usia produktif lebih banyak dari pada usia nonproduktif. Jika Indonesia menikmati bonus demografi pada tahun 2030 maka anak-anak yang saat ini berusia balita akan menjadi bagian dari bonus demografi.
Lalu apa hubungannya dengan stunting ?
Disinilah titik krusialnya. Meningkatnya secara tajam usia
porduktif mengakibatkan persaingan semakin ketat. Jika anak mengalami stunting
bisakah ia bersaing secara kualitas ? Bagaimana ia akan berkarya jika
produktifitasnya tidak optimal ?
Maka ledakan demografi hanyalah sebuah beban bagi negara
jika usia produktif di isi oleh generasi kurang gizi seperti stunting.
Sedangkan bonus demografi dapat di nikmati jika sumber daya manusia berkualitas sehingga meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara. Selain itu
terserapnya tenaga kerja produktif memungkinkan berkurangnya pengangguran.
Artinya tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat.
Untuk mewujudkan bonus demografi maka kita harus berjuang
menghilangkan stunting dari dalam masing-masing keluarga kita. Agar anak dapat
tumbuh optimal dan memiliki daya saing global. Tanpa memerangi prevalensi stunting,
maka ledakan demografi ini hanya akan menjadi beban pemerintah.
Dari paparan diatas, akibat buruk jangka panjang prevalensi
stunting adalah Indonesia tidak dapat menikmati bonus demografi yang seharusnya
menjadi titik tolak kemajuan Indonesia. Usia produktif diharapkan mampu
menggenjot perekonomian suatu bangsa. Namun itu tidak akan terjadi jika sumber
daya manusia yang dimiliki Indonesia tidak berkualitas.
Wapres Jusuf Kalla: Bicara Pencegahan Stunting, Bicarakan Masa Depan Bangsa
Salam,
Desy oktafia
Referensi :
3. short and long term effects of early nutrition (james et al 2000)
Ku juga kuatir, bawa Umar ke dokter, lantaran grafik KMSnya dibawah terus,skrg lg pantau dan cari penyebabnya, PR emaknya kudu catch up BB...
ReplyDeleteBaru tau ni soal ledakan demografi 2030, tararengkyu ibuuk, clear and easy to understand...
Semangat mba !
DeleteCek kontrol ke Dsa lgsg aja
Penting ini utk mencegah stunting anak. Ortu memang harus aware dgn tumbuh kembang anak. Kadang ada ortu yg menganggap badan anak gak tumbuh hanya karena faktor keturunan... Thanks Sharingnya Bunda...
ReplyDeleteSama-sama buu
DeleteInfo sangat bermanfaat ibuukk!
ReplyDeleteSemangat !
DeleteKeren si ibuk...jadi ingat lagu Menu seimbang upin ipin "suku...suku..separuh"
ReplyDeleteHehee klo di kita sepiring nasi sambal sepotong 😅
Hehehe
DeleteSemangat mak !
DI Indonesia kasus stunting ternyata banyak ya. Harus diatasi dari sekarang demi masa depan anak-anak juga
ReplyDeleteYup. Bener banget mom
DeleteMba Desy luar biasa, makasih banget Mba Des. Aku jadi tahu banyak soal stunting ini sebelumnya aku nol banget. Apalagi karena belum punya anak juga, gizi yang harus seimbang dan terpenuhi ini wajib banget ya Mba. AKu bermasalah diberat badan yang cuma 40 hahaha, ini udah mending sebelum nikah 38. Kurus banget kan. Semoga aku semakin bijak dalam menjaga gizi seimbang.
ReplyDeleteWah. Langsing donk Mba.
DeleteGpp mba. Asal makan sehat dan cukup gizi. Insyallah berat badan bukan masalah. Hehehe
Trimakasih mba Desy tulisannya lengkap banget ttg stunting. Ahsan juga picky eater mba.tp sekarang yaudah lah aku ngikuti maunya dia walau pilihannya cuma telur,ayam,tahu,tempe,sosis,nuget homemade.Tetep semangatttt..
ReplyDeleteSayurnya di jadiin bakwan mba.
DeleteAtau jamur krispy
Aku sering akalin brokoli goreng utk khalid yg suka gorengan. Tapi sayur dia oke jg sih
Harus terus memperhatikan nilai asupan gizi anak-anak ya agar mencegah terjaidnya stunting, tahu kata stunting ini dari iklan di tivi heheh
ReplyDeleteIya bener mom !
DeleteSemangat
Memang dilema banget ya buk jika generasi saat ini banyak yg stunting pas ledakan demografi malah gak bisa bersaing. Ini yang jadi ke khawatiran banyak ibu saat ini ya
ReplyDeleteYes.
DeleteBener bangetttss
wah aku baru tau ada istilah stunting... alhamdulillah dapat ilmu baru, tidak untuk anakku lagi yang sudah beranjak dewasa, setidaknya buat ponakanku nanti
ReplyDeleteIya bener kak.
DeleteUtk edukasi orang sekitar
Pengaruh nggak sih antara bayi dg BBLR dan stunting? Penasaran
ReplyDeleteKlo tidak segera dikejar BBnya bisa jadi pengaruh mba.
DeleteKontrol aja ke dsa atau posyandu
Konten postingan yang lengkap dan manfaat ditamnbah dengan infografis yang keren. Terima kasih sharingnya, Dessy.
ReplyDeleteSama-sama bunda :)
DeleteMba Desyyyyyy.. isinya lengkap banget mengenai stunting ini. Semoga anak2 Indonesia dan di dunia bebas dari stunting.
ReplyDeleteSeram banget, angka pertumbuhan stunting di Indonesia tinggi.
Oh ya saran aja mba (please jangan marah): penulisan di untuk kata awalan (sifat) digabung mba. dan di untuk kata depan (keterangan tempat) dipisah.
Ada peluruhan makna dengan tambahan kata awal dan imbuhan men -target-kan = sebaiknya ditulis menjadi Menargetkan. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 Maaf mba, cuma saran aja yaaa
Wah. Makasi banget ya kak.
DeleteGk mungkin marah dapat input positif ini.
Terharu dan senang
stunting ini ada pengaruh dari genetika juga nggak bu?
ReplyDeleteGen hanya mempengaruhi 30% dr perkembangan mom.
DeleteParenting di blog inI topiknya bervariasi keren banget, baeu tahu tata stunting... Mungkin jaman aku 4 sehat 5 sempurna x ya
ReplyDeleteKlo di baca sampai tuntas lebih seru lagi pasti kak :)
DeleteJadi orang tua emang kudu perhatian ama tumbuh kembang anak. Kasian anaknya kalo sampe ortunya lalai.. Makasih sharingnya, Des..
ReplyDeleteSama sama mbaa :)
DeleteNambah ilmu banget inih...
ReplyDeleteselama ini, aku juga seperti Ibu-Ibu awam pada umumnya.
"Gak apa-apa mungil...lucu, yang penting sehat dan cerdas."
Ya Allah...baru tau kalau ini namanya stunting.
Haturnuhun, mba Desy.
Sama sama mom :)
DeleteAyok segera di cek. Knp tidak ada kenaikan dan mungil
baru tahu istilah stunting lho kak, sampe googling
ReplyDeleteGausah googling bang.
DeleteBaca disini aja insyallah lengkap :)
Sharingnya lengkap dan informatif sekali. Wah Indonesia bakal mendapatkan bonus ledakan demografi, semoga saja anak-anak kita sekarang sudah disiapkan orangtuanya menghadapi hal itu. Jangan sampai diusia produktif anak kita malah jadi stunting.
ReplyDeleteYes. Bener mom !
DeleteAku khawatir juga sama Chila soalnya udah hampir setahun BBnya nggak nambah-nambah.
ReplyDeleteSemoga chila sehat selalu ya teh :)
Deletepengabaian pertumbuhan itu yang masih sering kejadian di lingkungan keluarga dan masyarakat, asal lihat anaknya lincah dan jarang sakit ortunya santai, padahal pertumbuhan fisiknya lebih lambat dari yg seharusnya :((
ReplyDeleteItulah bund.
DeleteKenapa kita harus aware sama stunting. Jadi pelan pelan bisa edukasi masyarakat jugaa
klu anak sy ga stunting
ReplyDeletecuma mungil hehehe
tingginya standar cuma berat badan yg harus naik lagi
makannya sih wajar cuma geraknya aktif
di sekolah masih hobi lari larian dengan anak laki laki
Sama kayak khalid.
DeleteTingginya standar. Tp bbnya batas bawah normal. Hehehe
anakku gak nambah-nambah berat badannya nih, hiks :(. Tingginya juga standar, tapi makan + minum susunya lahap. Mungkin karena aktif bergerak kali yaa?
ReplyDeleteBisa jadi mom.
DeleteAtau cek pencernaannya.
Konsul aja lngsung ke dsa mom
Alhamdulilah anak2ku justru kebalikannya, malah yang bungsu gejala obesitas, bahas tentang obesitas juga dong mba... watir juga nih sama yang satu ini.
ReplyDeleteBiasanya aku nulis klo udah kejadian di aku mba.
DeleteHehehe
Ini kmren khawatir sama khalid.
Makanya lgsg kontrol ke dsa. Alhamdulillah. Bukan stunting.
Klo nulis obesitas belum ada bahan. Hehhe
untuk diri sendiri saja kadanga engga memperhatikan nutrisi yang masuk;D
ReplyDeleteSemangat kak !
DeleteKlo untuk kita mgkin udah twlat
Betul banget, anakku pun sepertinya ga stunting. Tapi dari tahun ke tahun setelah di atas 4 tahun ini ssh naik berat badan karena sulit makan sayur
ReplyDeleteAkalin dg bakwan mom
DeleteJamur goreng
Brokoli krispy.
Hehheheh
Mau komen lagi hihihi... btw aku baru ngeh loh dengan istilah stunting ini. Jadi nambah wawasan. thanks mba...
ReplyDeleteIbu2 di kampungku nih kadang kurang perhatian kalau anaknya stunting. Pas ada posyandu harusnya rutin eh malah mandek. Katanya anaknya nangis lah, kalau ditimbang rese lah. Kasian aku tu
ReplyDeleteIya mba.
DeleteSalah satu masalah kita itu kurangnya edukasi kesehatan :(
Ibu hamil ikut mempengaruhi gejala stunting ya. Saya merasa saat hamil tuh, kondisi tubuh berada di kondisi yang paling sehat dan nyaman. Makan makanan sehat, seimbang dan bergizi, istirahat dan pemenuhan suplemen bervitamin, minum susu dan camilan sehat seperti buah. Kalau lihat ibu hamil ndak suka makan dan minum susu, kadang suka pingin bikinin susu
ReplyDeletePengaruh banget mom.
DeleteIbu hamil malnutrisi beresiko melahirkan anak BBLR
Stunting memang masih jadi problem besar di Indonesia mba. Semoga bisa segera ditangani dengan baik
ReplyDeleteAaamiin :)
DeleteHalo mba. Makasih ya sudah menyampaikan banyak soal stunting. Awalnya banyak yang nggak ngeh ya kalau stunting itu memiliki dampak pada bangsa ini.Tapi moga tak meningkat ya mba
ReplyDeleteAamiin.
DeleteMakasi juga sudah mampir dan baca mom :)
Stunting ini PR kita bersama.
ReplyDeleteAku jadi tahu banyak berkat BW.
BW memang luar biasa manfaatnya ya, menambah wawasan.
Semangat mom !
DeleteDuh serem banget ya efek stunting ini. Anak keduaku mengalaminya tapi karena memang ada efek syndrom. Alhamdulillah walaupun sekarang tidak terlalu tinggi, tapi perkembangannya baik.
ReplyDeleteAlhamdulillah.
DeleteYg penting gizi tercukupi insyallah aman
Raihan anakku selalu dibatas garis dulu sempat khawatir banget, tapi setelah konsul dan melihat pertumbuhannya normal jadi sedikit lega
ReplyDeleteYang penting tidak kena stunting ya mom :)
DeleteWaduh, malnutrisi bisa bikin stunting ya? Ternyata malah itu penyebabnya. Anak2ku nih kalau ke posyandu kadang suka di garis ijo yang bawah, paassss banget. huhuhuhu
ReplyDeleteSemangat mbaa !
DeleteAyok perbaiki pola makan dan kontrol ke dsa
Kebanyakan anak2 di kota bukannya gizi buruk tetapi makannya tidak seimbang.hiks
ReplyDeleteIya bener.
DeleteHanya mau makan makanan tertentu yaa
Aku jadi tau tentanh stunting ini dari tulisan para blogger. Kalo anak susah makan, harus pinter olah menu yaa ..
ReplyDeleteYes bener mom.
DeleteHarus pinter2 orang tuanya
Stunting itu biasanya lambat diketahui, kecualo kalau dijejerin sama anam2 seusianya gtu.
ReplyDeleteKasus ini banyak terjadi emang di Indnesia ya mbak dan kabarnya blm ada pergerakan ke arah lbh baik. Tulisan2 blogger kyk gini moga membantu pemerintah utk bikin program2 yg lbh baik lg utk cegah stunting TFS
Ya bener mba.
DeleteMakasi ya sudah mampir
Masa depan bangsa memang terletak pada kualitas generasi penerus ya. Stunting bisa dihindari dg pemenuhan kebutuhan gizi anak sejak dari dalam kandungan.
ReplyDeleteaku baru tau kalo stunting ga hanya kerdil secara fisik, tp juga otak ya. Dan memang 1000 hr pertama itu menentukan. Smg makin byk org tersosialisasi ttg ini
ReplyDeleteSedih kalo lihat masih banyak anak-anak yang stunting, semoga ke depannya stunting berkurang ya..
ReplyDeleteMakanya seorang ibu memegang peran penting paham nutrisi buat anak-anaknya ya
ReplyDeleteAku baru tau tentang stunting pada anak, setelah membaca ini jadi tau banyak hal. Terima kasih untuk sharingnya ya, mbak
ReplyDelete