Friday, April 20, 2018

,

#CakapMamak-3 : Bahagia Menjadi Ibu



Bertemu Jumat kembali, sah sudah saya nge-blog dalam satu pekan ini hanya satu tulisan. Merasa tidak ada ide yang bisa dikembangkan menjadi tulisan. Merasa ide yang berputar-putar dikepala tidak menarik untuk di tulis. Hahahaha



Kolaborasi Blog pekan ini berjudul : Bahagia menjadi Ibu

Saya akui, menjadi ibu itu merubah drastis hidup saya. Bukan hanya merubah lingkar perut dan berat badan namun merubah seluruh tujuan dan rutinitas saya. Dan tidak semua perubahan ini menyenangkan. Kadang sering juga saya bercucuran air mata, tertawa bahagia dan marah hingga ingin mengunyah beling. Walau marah, entah sama anak itu sulit dilampiaskan. Kadang saya hanya mampu menangis atau menghempaskan badan ke kasur dan menjauhkan diri dari anak untuk sementara waktu. Sering juga menjadikan tangisan Khalid sebagai senandung kidung Ibu. Saya anggap itu merdu !



Lalu saat ditanya, Bahagiakah menjadi Ibu ?
jelas jawabannya BAHAGIA !

Hanya saja bahagia ini membawa satu paket dengan konsekuensi yang berat juga. Jelas, bahagia anak adalah bahagia Ibunya juga, namun definisi bahagia anak itu kadang tidak sejalan dengan definisi bahagia Ibu. Sebagai contoh, anak bahagia merobek buku kesayangannya, dan Ibunya jelas terpotek hatinya melihat adegan ini. Mana harganya lebih dari Rp 150.000. Iya, Khalid merobek buku Pop Up yang saya beli secara online. 



Bahagia versi Ibu berbeda-beda, Inilah kebahagiaan yang saya ciptakan agar intonasi saya tetap rendah saat bicara dengan Khalid dan tetap tersenyum saat menyambut Ayahnya pulang.



  1. Rumah berantakan ? Woles Mak !
    Jujur, saya hanya menyapu di sore hari menjelang Ayahnya pulang. Jadi hampir seharian Khalid memainkan semua mainannya. Dari mobil-mobilan, alat tulis, dan lego ini tumpah ruah dirumah. Mulai dari ruang depan, ruang tengah, hingga dapur. Kamar ? Sudah pasti ikutan berantakan. Menjelang Ayahnya pulang saya baru bergegas membereskan semua. Kadang Khalid saya ijinkan main air di Kamar mandi sambil main. Agar Ia tidak "membantu" saya dalam membereskan rumah. Jadi cepat selesai.
  2. Tidak Sempat Masak ? Pesan !
    Akhir-akhir ini masak adalah bagian terberat saya. Kadang sudah masak, namun mau makan susaaaaah minta ampun, Gak napsu blas ! Jadi sering menahan lapar atau saya makan diluar. Beruntung ada kopi tiam baru buka dekat rumah. Jalan kaki 10 menit sampai. Sering makan siang saya dan Khalid berakhir disini walau saya sudah memasak.
  3. Main air ? Ijinkan !
    Khalid suka main air. Kadang ini bisa sampai dua jam. Saya hanya duduk menunggui takut terjadi hal yang tidak-tidak. Sambil sesekali bilang "Tolong kerannya di kecilkan Nak, Mubazir" Nanti secara otomatis dia mengecilkan walau beberapa saat kemudian di besarkan kembali.
  4. Setrika Menumpuk ? Laundry !
    Saya tidak sering Laundry. Namun saat kepepet dan tumpukan baju yang belum di gosok menggunung setinggi gunung Himalaya maka saya akan menyerah. Atau menggosok saat dibutuhkan. Biasanya yang mau dipake kerja suami, saya gosok dipagi hari. Dan ngenesnya, saat mau pake baju, seringkali tidak menemukan jilbab yang matching. Akhirnya pakai baju itu lagi itu lagi.
  5. Tidur Siang
    Apapun yang terjadi, rumah berantakan, belum masak, cucian piring numpuk kalau saya mengantuk ya saya ajak Khalid tidur. Tidak ada pemaksaan harus beres dulu rumah baru saya bisa tidur. Sama-sama nyenyak kok. Rumah beres saya tidur nyenyak, rumah berantakan juga tetep merem.
  6. Lihat Kondisi Suami
    Suami tidak pernah menuntut rumah selalu bersih, tapi kalau ia merasa rumah berantakan dan saya tidak kunjung membereskan, maka dengan inisiatif tinggi ia akan mengambil alih kerjaan. Misalnya bantu cuci piring, beresin kamar tidur atau mandiin Khalid. Kalau suami sudah turun tangan, saya biasanya langsung sadar diri dan gercep alias gerak cepat ikutan membereskan rumah. 
  7. Biarkan Anak Bereksperimen
    Saya tidak menyukai ia bermain Pasir kinetik atau Play dough. Namun saat butuh waktu agak lama dalam mengerjakan sesuatu. Maka saya ijinkan Khalid bermain hal yang ia sukai namun tidak bagi saya. Jika Khalid sudah bermain pasir, maka sudah waktunya saya mengganti sprei. Karena butiran pasir akan sangan sulit dihilangkan. Apalagi saat main ia tidak bisa duduk diam.
Hah !
itulah kehidupan emak, kadang untuk bahagia kita harus menutup sebagian mata dan menurunkan ekspektasi. Lihatlah, dunia parenting itu lebih jungkir balik daripada dunia Sissy! (kalau ada yang masih inget judul sinetron ini berarti kita seumuran. Hahah)

Begitulah cerita saya, yuk intip juga cerita bahagia ala Mak Ika. Mana tau setelah baca kolaborasi blog kami bisa membawa kebahagiaan berlipat. Karena menjadi Ibu yang bahagia itu Pilihan !
Share:

23 comments:

  1. klo kk ada kerjaan rumah, ditinggal tidur, selama tdur kyk kepikiran trus dan kadang kebawa mimpi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah kk.
      Aku masih bs tdr nyenyak.
      Wkwkkwkw

      Delete
  2. mantap kak desy, parenting adalah ilmu sejuta ilmu yang bisa digunakan sepanjang masa

    ReplyDelete
  3. Semakin bersyukur ya ibuk, sy juga merasakan hal yg sama yang penting fasilitasi apa keinginan anak, krn tdk ada kesempatan kedua besok pasti berbeda dg hari ini.Alhamdulillah Allah memberi keturunan kepada kita krn ternyata menunggu momongan itu lebih galau dibanding sekedar melihat realita rumah yg diacak2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneeer mbaaa.
      Harus banyak banyak bersyukur.
      Kita masih bergelut dg rumah berantakan.
      Yg lain masih bertarung dg doa untuk mengharap momongan

      Delete
  4. Mantep kaka.. selalu salut sama ibu-ibu yang tetep tangguh walopun udah punya bocil. Hehe... aku belom ngebayangin si gimana nanti kalau misal udah punya anak sendiri.. mihihi...

    ReplyDelete
  5. mamak-mamak.... lebih strong dibanding macan ya..... hm lebih horor juga... bisa ngunyah beling. kuda kepang mah lewat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belingnya dalam bentuk jelly mba.
      Jelly yg dikeringkan trus di kasih taburan gula.
      Kriyuk dan manis kan.
      Wkwkkwkw

      Delete
    2. ow..ow..... itu kok kayak resep makmer daku...hihihihi

      Delete
  6. Karena memang kerapian rumah dan kebahagiaan anak tidak berbanding lurus dengan kewarasan emak hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa
      Bener mbaaaaa
      Wkwkwkw
      Jd biarkan anak berkreasi !

      Delete
  7. Pokoknya banyak me time lah Mamak Des. Biar badan fresh, fikiran cling. Jadi seberantakan apapun rumah, semenggunung apapun cucian dan setrikaan kita akan banyak energi untuk mengerjakan semua itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Me time nya dg makan ya teh.
      Makan apa aja.
      Tp tetep cita cita kurus !

      Delete
  8. jadi mamak harus strong y mba des, biarkan berantakan dlu, bersihkan kemudian, hehe....

    ReplyDelete
  9. Sejak punya anak, kadar OCDku lama turun, atau kuturunkan ya? Lupakan rumah super rapi dan bersih di waktu-waktu tertentu. Bener, yang penting emang harus lebih woles.

    ReplyDelete
  10. wah ibu emang luar biasa sih, sabar dan penyayang. Walaupun tugasnya ternyata berat juga ya hehe

    ReplyDelete
  11. Jadi emak-emak emang kudu sabar banget. Apalagi kalo anaknya mulai gede dan banyak tanya, pusing, wkkkk..

    ReplyDelete
  12. Aku blm jd mamak mamak mbak... tapi aku udah ngersain sebagiannya...
    Karena aku jagain kponakaan ku drumah...

    Bner dah... rumah beserak wolessssss lah...
    Yg pntg istrahat hahaha

    ReplyDelete
  13. Oo... Seperti it jadi si emak.. baru tahu saya hihihihi.

    ReplyDelete
  14. Ibu adalah Malaikat tak Bersayap...
    www.melancongcoy.com

    ReplyDelete
  15. Buku apaan sih yg dirobek khalid??? Langsung kepo aku..soal nya blm berani belikan buku semahal itu sama anak2 ku. Takut tragedi sobek menyobek ini alasannya...

    ReplyDelete