Thursday, March 1, 2018

, , ,

Kembali Ke Alam



Liburan bagi anak Homeschooling (HS) itu tak mengenal waktu. Karena mereka tak terikat regulasi sekolah yang mengharuskan untuk masuk dan libur sesuai jadwal. Itu adalah salah satu kesenangan bagi anak yang memilih untuk HS.

Baiklah, kali ini saya tidak ingin mengupas tentang HS. Mungkin suatu waktu saya akan ceritakan alasan saya dan suami memutuskan untuk HS bagi Khalid. Kali ini saya akan menceritakan, pengalaman kami melakukan family trip bersama dua keluarga lainnya.

Saya dulu pernah beberapa kali jalan-jalan bersama teman-teman saat masih bekerja. Seru, penuh dengan canda tawa. Destinasi sesuka hati. Mencari spot instagram-able, mencoba makanan aneh, mencari hotel on the spot dan banyak berpetualang dadakan tanpa persiapan matang.

Namun tidak bisa melakukan itu jika melakukan family trip. Karena dirombongan kita, ada anak-anak yang moodnya harus terjaga, perutnya tak boleh kosong dan jaminan keamanan. Kami melakukan itu. Usia anak dari 2 hingga 7 tahun. Tentu kami tak bisa melakukan perjalanan spontan tanpa persiapan. Sudah sejak tahun lalu kami mempersiapkan perjalanan ini.

Kami terdiri dari 3 keluarga. Sama-sama membentuk Keluarga Homeschooling Muslim Batam (KHMB). Ada mba Rika dan Pak Dedi memiliki Maryam (3y) dan Dzaki (7y), Ada Mba Unna  dan Pak Awal memiliki Ruby (2y) dan Zaf (4y) sedangkan kami baru memiliki Khalid (2y)

Rute Perjalananan

Petualangan kami dimulai dari Kapal Roro. Saya seumur hidup tidak pernah menaiki Kapal Roro. Ini pengalaman seru. Langsung memilih posisi paling atas agar leluasa menikmati pemandangan. Anak-anak pun terlihat antusias. Sarapan dan cemilan sudah disiapkan masing-masing keluarga. Kami berangkat pukul  08.30 WIB. Perjalanan menuju Bintan kurang lebih 1 jam. Selama ini anak-anak asyik berdiri berpegangan tepi Kapal sambil sesekali keluar kalimat takjub dari mulut mungil mereka.

Bermain Pasir di Air Terjun Gunung Bintan
Sesampai di pelabuhan Bintan mobil sewaan kami sudah menunggu. Sedangkan Mba Unna dan suami menggunakan mobil sendiri. Karena perut masih kenyang, kami langsung menuju Air Terjun Gunung Bintan. Sungguh diluar ekspektasi. Air Terjun ternyata mengering. Hanya terlihat air mengalir dari atas itupun sedikit sekali. Namun tidak ada kata sedih bagi anak-anak. Melihat air di alam terbuka, mereka langsung turun ke air dengan antusias. Ada pasir lembut yang mereka bentuk dan susun menyerupai gunung.
Air Terjun Gunung Bintan yang Mengering


Jalan menuju Air Terjun Gunung Bintan


Menuju Air terjun Gunung Bintan ini tangganya agak terjal. Rasanya mirip dengan menelurusi Batu Cave Malaysia. Namun ini lebih tinggi dan lebih terjal. Saya sudah lama sekali tidak melakukan atifitas seperti ini. Terlebih bobot tubuh naek lebih dari 10kg. Rasanya ngos-ngosan dan berat ! padahal cuma membawa diri. Khalid di gendong ayahnya. Sudah saatnya Olahraga !


Selepas dari Air Terjun Gunung Bintan, kami menelusuri jalan demi mencari Kelong Ciuyong Seafood Bintan yang beralamat Selat Bintan II, Desa Pengujan. Sempat salah pilih jalan, namun Komandan Awal dan navigator Unna sukses membawa kami menuju seafood ini. Harganya tidak terlalu beda jauh dengan di Batam. Namun akan sangat mahal jika itu ikan. Satu ekor ikan Kerapu seberat 2kg dihargai Rp 600.000 ! Dimasak dengan 2 jenis berbeda. Steam dan Asam pedas. Rasanya tidak mengecewakan. Sepadan dengan sulitnya jalan menuju seafood ini. Asam pedasnya enak, Udang mentega, Rajungan Saos Pedas, Gong-gong, Baby Kailan, Kangkung Tumis dan Sotong Tepung rasanya tidak mengecewakan. Agak berbeda dengan Ayam Bawangnya. Bawangnya tidak terlihat dan rasanya kurang ngebawang. hehehhe. Tapi selain itu rasanya enak. Worth it dengan jarak tempuh kami.
Foto usai kekenyangan di Kelong Ciuyong Seafood

Setelah dari Seafood, perut kenyang kami langsung menuju Pemancingan Poyotomo. Jalannya searah dengan jalan menuju Air Terjun Gunung Bintan. Ketika sampai, saya sempat tertegun. Rasanya sudah lama sekali tidak melihat pemandangan alam seindah ini. Ada gunung, aneka bunga, pohon hijau yang luas, udara sejuk dan keluarga yang dicinta. Rasanya lengkap ! "Maka nikmat Tuhan mana lagi  yang kau dustakan ?"
Lokasi Kemping Pemancingan Poyotomo

Khalid Tidak mau Kalah ikutan Memancing
Langsung melakukan registrasi untuk tenda dan berkemas agar segera bisa istirahat. Sambil menunggu tenda di dirikan oleh pihak poyotomo, kami mengisi kekosongan dengan memancing. Terliat Pak Awal paling jago dalam menaklukkan ikan. Beberapa kali kailnya mengenai umpan. Sayang ikannya masih kecil-kecil. Jadi harus di lepas kembali. Anak-anak pun antusias belajar memancing. Tak terkecuali yang baru berusia 2 tahun. Khalid dan Ruby.
Mancing

Bebas di Alam



Keesokkan harinya kami melanjutkan ke Safari Lagoi Bintan. Lokasinya sama dengan Treasure Bay Bintan. Tempatnya masih baru. Masih ada beberapa spot kosong. Penataannya indah. Namun hewannya belum komplit. Tetapi cukup memuaskan rasa penasaran anak-anak untuk melihat hewan yang selama ini mereka hanya mampu lihat dari buku dan video. Kali ini benar-benar melihat secara langsung. Tiket seharga Rp 40.000 sudah termasuk welcome drink, topi dan rujak buah.
Safari Lagoi Bintan
Denah Safari Lagoi

Memilih Alam

Perjalanan kali ini kami sengaja memilih Alam. Mengenalkan alam kepada anak-anak. Agar mereka kelak mampu menjaga dan melestarikan. Mengenal gunung, dan belajar dari mana datangnya air terjun. Rasanya setiap perjalanan ini tidak ada yang sia-sia. Mereka melihat langsung aneka hewan yang biasa di alam liar. Ada kodok, ada kaki seribu, ada ulat. Semua menjadi bahan pelajaran bagi anak. Mereka mengenal tenda. Bagaimana tidur di alam hanya dengan tenda. Bagaimana anak-anak ini diajarkan bahwa kenyamanan tidak selalu bisa mereka peroleh. Bahwa tidak semua tempat memiliki fasilitas AC yang bisa membuat nyenyak mereka tidur. Sungguh, alam ini mengajarkan banyak kebaikan. Tinggal orang tua yang mendampingi anak untuk menemukan hikmah atas setiap hal yang anak-anak temui.

Di alam bebas ini anak-anak berlari. Melepaskan segala keterikatan tentang kotor. Mereka berlari tanpa sandal, berkejaran dan bermain peran. Melihat proses dan belajar menangkap ikan. Selama ini, jika sudah bermain diluar maka Khalid akan susah diajak untuk masuk kerumah. Namun kali ini tidak ada pintu yang menghalangi. Ia bebas berlari. Hingga penat menghampiri. Bebas berteriak dan tertawa dengan teman-temannya. Melihat keceriaan mereka, rasanya waktu ingin dihentikan. Agar tawa dan ceria mereka terus menghiasi bibir mereka. Alhamdulillah.

Parent Talk ! sesi Curhat.

Selepas maghrib, anak-anak sudah dalam tenda masing-masing. Orang tua memposisikan anaknya untuk segera tidur agar diskusi bisa segera dimulai. Menjelang isya. Satu persatu kami keluar dari tenda. Menandakan tugas menidurkan anak sudah selesei. Selepas sholat isya. Kami berkumpul di Gazebo yang sudah disiapkan. Sambil memakan cemilan bekal dari Batam. Rasanya intim sekali malam itu. Kami berbicara tentang mimpi kami untuk anak-anak. Alasan memilih HS. Kendala yang dihadapi dan bagaimana solusinya. Semua terkupas malam ini. Saya bersyukur menemukan orang-orang yang memiliki gairah parenting yang sama. Saling mengokohkan. Saling Membantu. Saling menebar kebaikan. Karena pada prinsipnya jika 1 anak sholih, maka kesholihannya bisa menyebar ke kiri-kanan anak yang disebelahnya. Begitupun sebaliknya. Menjaga anak orang untuk tetap baik, pada hakekatnya menjaga anak kita agar tetap berada dilingkungan baik. Saya akan menceritakan lebih lengkap tentang parent Talk malam itu. Jika diberi Allah rezeki umur dan waktu. Insyallah.

Rasanya, bahagia sekali bisa berkumpul dengan orang yang sama-sama menghargai anaknya. Tidak ada bentakan atau teriakan apapun tingkah polah anak. Jika anak sulit dikendalikan, maka orang tua punya begitu banyak alasan untuk membujuk anak koperatif. Karena sejatinya, tidak ada anak nakal. Kenakalan hanyalah kecerdasan yang belum terlihat buahnya. Begitu ujar Ustadz Harry Santosa.
Share:

0 comments:

Post a Comment