Komunikasi Produktif #Day2 "Intonasi dan Bahasa Tubuh"
kemaren, kami memutuskan untuk ke BCS mencari tiket ke Singapur sekaligus jalan-jalan. Namun saat ingin berangkat, ada klien saya yang minta dibawakan hipseat ke BCS dan dikirim ke alamat rumahnya. Memang, dikirin dari BCS lebih murah 2 kali lipat daripada dikirim dari rumah saya Batam Centre.
Sesampai di BCS, saya masih sibuk memegang HP untuk koordinasi dengan klien saya, dan gosend. sementara itu suami sudah berdiri tegak di depan money changer dan mulai membahas harga tiket namun tidak terlalu saya gubris karena memang masih fokus dengan HP.
"cobalah liat itu tiketnya" kata suami.
saya merasa didesak, dan menjawab dengan spontan "Iya ! sabar !" sambil terus memandangi layar HP. Saya mulai kesal karena gosendnya lama respon telp saya.
"yang mana bang " tanya saya ulang
"itu ! cobalah liat kesana"
"ayoklah kesini ! liat lah dulu bang" intonasi saya mulai meninggi dan mimik muka mulai mengkerut. Tatapan mata sudah mengkerucut.
"Yaudahlah gausah ! terserah aja beli yang mana !" suami berlalu sambil menggendong Khalid.
Menyadari kesalahan saya, kembali mengingat materi Komunikasi Produktif. Saya melalukan dua kesalahan. Yakni Bahasa Tubuh dan Intonasi. Menurut Kaidah 7-38-55 dalam komunikasi produktif yakni komponen yang terbesar dalam mempengaruhi hasil komunikasi adalah 38% suara dan 55% bahasa tubuh.
Saya melanggar kaidah itu. Pertama bahasa tubuh salah, tidak menatap lawan bicara dan yang kedua intonasi meninggi.
Menyadari kesalahan saya meminta maaf. Dan menurut saya ada kaidah lain yang saya langgar dan belum tercantum dalam kaidah komunikasi produktif IIP yakni, Hindari rasa lapar karena memperpendek nalar. Ya, sore itu memang saya lapar.
0 comments:
Post a Comment